Rutin Mengarang Sebagai Kosmos Kesusasteraan



Rutin dan ritual adalah menarik. Ada semacam sistem atau hukum kosmos yang dikongsi antara setiap penulis apabila mereka duduk (atau berdiri) untuk memulakan kerja. Masa seakan-akan tidak wujud dalam ruang kosmos ini. Sejarah pun turut terhapus. Setiap ritual penulisan merupakan warisan atau galaksi asing yang dihuni oleh sejumlah penulis daripada pelbagai zaman dan latar belakang. Kalau ritual penulisan dibina mengikut suatu sistem yang logik, bukankah dengan itu kita akan dapat mentafsirkannya dengan detail dan sistematik, justeru memahami misteri kepengarangan seorang penulis? Cita-cita ini sangat tinggi dan romantik barangkali. Tetapi ia tidak menghalang Mason Currey untuk menulis buku berjudul Daily Rituals: How Artists Work. Matlamat Mason untuk menulis buku ini adalah gila, tetapi sangat menggodakan, kerana kalau jalan ke dalam kesusasteraan itu sudah bercabang, pilihan yang tinggal kepada kita ialah kembali kepada kehidupan pengarang:

Nearly every weekday morning for a year and a half, I got up at 5:30, brushed my teeth, made a cup of coffee, and sat down to write about how some of the greatest minds of the past four hundred years approached this exact same task — that is, how they made the time each day to do their best work, how they organized their schedules in order to be creative and productive. By writing about the admittedly mundane details of my subjects’ daily lives — when they slept and ate and worked and worried — I hoped to provide a novel angle on their personalities and careers, to sketch entertaining, small-bore portraits of the artist as a creature of habit.

Di tangan David Markson - novelis merangkap jawatan tukang arkib ritual penulisan - pasti buku ini akan mendapat sentuhan imaginasi yang hebat. Lebih hebat kalau ia ditulis oleh Enrique Vila-Matas. Mason bukan seorang novelis, lantas ia menjadikan buku ini hanya lambakan ritual. Mason hanya hadir di permulaan buku, kemudian dia hilang, seolah-olah ingin membenarkan ritual-ritual ini bercakap bagi pihaknya. Itu tidak cukup Mason. Kita ingin juga ritual-ritual ini diberikan nyawa dan suara. Ia ibarat menangkap ikan duyung dan mengurungkannya di dalam balang kaca: kalau bahasa ikannya tidak diterjemahkan, bagaimana akan kita tahu misteri lagu yang digunakan untuk menggoda kelasi-kelasi dalam hikayat terkenal Odysseus? 

Oh, sekadar perkongsian, ini adalah rutin penulisan Ray Bradbury:

I can work anywhere. I wrote in bedrooms and living rooms when I was growing up with my parents and my brother in a small house in Los Angeles. I worked on my typewriter in the living room, with the radio and my mother and dad and brother all talking at the same time. Later on, when I wanted to write Fahrenheit 451, I went up to UCLA and found a basement typing room where, if you inserted ten cents into the typewriter, you could buy thirty minutes of typing time.

Dan ini rutin Susan Sontag:

Starting tomorrow — if not today:

I will get up every morning no later than eight. (Can break this rule once a week.)

 I will have lunch only with Roger [Straus]. (‘No, I don’t go out for lunch.’ Can break this rule once every two weeks.)

I will write in the Notebook every day. (Model: Lichtenberg’s Waste Books.)

I will tell people not to call in the morning, or not answer the phone.

I will try to confine my reading to the evening. (I read too much — as an escape from writing.)

I will answer letters once a week. (Friday? — I have to go to the hospital anyway.)

  

Comments

Popular Posts