Resettlement (John Ashbery)
Resettlement
(Oleh John Ashbery)
Here in the museum we do not invite trouble,
only establishment woes, sort of. We can bet farther
and classier with no returns. Sometimes late at night
cars droned and paled: Splurge and repent—
wasn’t that the idea? It was your initiative
that brought us here, through the difficult part
of a city. Some angels
seemed to teeter on the wooden fence.
Were we all they knew?
Or are we part of their mind-cleansing
ritual, necessary and discardable?
Doesn’t that make more sense?
Less than an hour before our return from the lake
the trees blossomed like shells exploding,
the landscape sucked in its breath,
taking its time as always.
I meant to speak to your mother about it,
but never forgave her for not being here, and drab,
the way mothers are supposed to be,
I think. Too many applications of the rule ensue.
There are too many, always with us
under the tree that stands on the lawn
but is no longer there, as if to prove it was a dream,
a different time slot.
Ini ialah sajak terbaru John Ashbery yang diterbitkan oleh PEN America. Setiap kali saya membaca sajaknya saya selalu merasakan yang makna sajaknya sudah ada di hujung jari saya, tapi entah kenapa, apabila saya ingin merapatkan makna itu ke mata saya ia lenyap begitu sahaja. Adakah ini salah Ashbery kerana mencipta sajak yang tidak jelas maknanya walaupun ia disampaikan dengan bentuk yang terdiri daripada susunan baris yang kemas dan bahasa puisi yang jernih? Atau salah saya sendiri kerana tidak dapat mengejar bahasa dan naratifnya yang selalu melompat dan bertukar arah pada setiap baris dan setiap bait baru? Membaca sajak Ashbery ialah melalui perasaan yang sama apabila saya pertama kali membaca novel Roberto Bolano 2666 dan cerpen-cerpen Lydia Davis; penulis-penulis ini membuat saya jatuh cinta semula kepada sastera; mereka membawa bahasa yang baru ke dalam sastera, dan suatu bahasa yang baru tidak pernah terpisah dari tradisi yang telah melahirkannya. Bahasa yang baru ialah taman dengan jalan bercabang seperti yang kita temui dalam cerpen Borges; ia membawa kita ke dalam imaginasi seorang penulis, ia membawa kita kembali kepada penulis-penulis lama yang telah mempengaruhinya, ia membawa kita kembali ke dalam diri kita.
Berbanding sajak-sajak lamanya, bahasa Ashbery sekarang lebih mudah dibaca. Tetapi maknanya masih susah untuk difahami. Sajak ini bermula dengan premis yang sangat mudah: Here in the museum we do not invite trouble/only establishment woes, sort of. Nadanya itu nada percakapan harian seolah-olah dia sedang berada di depan kita. Dari sini, naratif Ashbery terus bergerak dengan lurus, sehingga kita sampai di penghujung bait pertama, Ashbery mula memesongkan arah naratif yang membuat kita rasa seolah-olah tiba-tiba ditendang ke dunia lain. Ini ialah perasaan yang normal yang kita akan rasa apabila membaca sajak-sajaknya. Ia seperti bangun dari mimpi dan cuba menulis kembali mimpi yang kita baru lalui.
Berbanding sajak-sajak lamanya, bahasa Ashbery sekarang lebih mudah dibaca. Tetapi maknanya masih susah untuk difahami. Sajak ini bermula dengan premis yang sangat mudah: Here in the museum we do not invite trouble/only establishment woes, sort of. Nadanya itu nada percakapan harian seolah-olah dia sedang berada di depan kita. Dari sini, naratif Ashbery terus bergerak dengan lurus, sehingga kita sampai di penghujung bait pertama, Ashbery mula memesongkan arah naratif yang membuat kita rasa seolah-olah tiba-tiba ditendang ke dunia lain. Ini ialah perasaan yang normal yang kita akan rasa apabila membaca sajak-sajaknya. Ia seperti bangun dari mimpi dan cuba menulis kembali mimpi yang kita baru lalui.
Comments