Pulang Ke Kamar
Entah sudah berapa kali saya membaca cerpen Pulang oleh Putu Wijaya, dan setiap kali selesai, ia meninggalkan bekas yang bergetah. Di tengah malam seorang lelaki ingin pulang ke rumahnya setelah berhari-hari sesat atau hilang entah ke mana. Tetapi siapakah dia? Di manakah rumahnya? Ternyata dia pun bingung seperti kita. Dia berdiri di luar sebuah rumah dan menduga jika itu benar-benar rumahnya. Keinginan sebenar lelaki ini adalah untuk bersatu semula dengan kamarnya:
"Aku lihat jendela kamarku tertutup. Tetapi cahaya lampu membersit keluar seakan-akan ia menungguku. Hanya kamar itu rupanya yang merasa kehilangan. Bayangkan semua manusia telah kehilangan penghargaan pada orang lain, sementara sebuah kamar dengan bisu, lewat caranya sendiri, menggambarkan penghargaan pada orang yang sudah menempatinya."
Putu Wijaya memberikan sifat manusia kepada kamar itu. Seolah-olah kamar adalah tubuh kembar yang juga mengalami masalah eksistensi. Barangkali sebuah kamar juga ingin pulang. Tetapi kepulangan sebuah kamar, selalunya, bermaksud kepulangan ke dalam bumi. Kepulangan kepada ketiadaan.
Comments