Menemui Penyair, Diri, dan Kata-Kata

What would it be like
to live in a library
of melted books.

With sentences streaming over the floor
and all the punctuation
settled to the bottom as a residue.

It would be confusing.
Unforgivable.
A great adventure.

(dikutip dari sajak Anne Carson berjudul Wildly Constant)

Kadang-kadang kita menemui penyair yang membuat kita terdiam dan termenung dalam kesepian. Kadang-kadang kita menemui penyair yang di baris-baris kalimatnya kita belayar di lidah sastera yang lincin dan halus. Kadang-kadang kita menemui penyair yang meraikan kehidupan. Kadang-kadang kita menemui penyair yang berkasihkan kegelapan. Kadang-kadang kita menemui penyair yang bukan pun penyair. Kadang-kadang kita menemui jutaan penyair dalam diri seorang penyair. Kadang-kadang kita menemui manusia. Kadang-kadang kita menemui Tuhan. Kadang-kadang kita tidak menemui apa-apa. Kadang-kadang kita hanya menemui kata-kata. Dan kadang-kadang itu sudah cukup buat kita walaupun ia mungkin tidak cukup buat mereka yang melacurkan makna untuk kepentingan sementara.

Kadang-kadang kita hanya ingin menemui diri kita dalam diri seorang manusia, tetapi sebaliknya hati kita terjatuh dalam dakapan kekasih yang terlalu mencintai kata-kata yang sederhana.

(Baru selesai membaca The Best American Poetry 2010. Kata-kata Anne Carson masih terasa panas di bibir)

My shadow goes before me.
With its hood up
it looks like a foghorn.



Comments

Popular Posts